Cara Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server Pada Debian 10


Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

  Halo Semuanyaaa!!! Kembali lagi dengan saya Andhika, pada blog kali ini saya akan memberikan cara ataupun tips secara step by step mengenai instalasi dan konfigurasi DHCP Server, seperti biasanya sebelum membuat, memakai dan sejenisnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang akan kita pakai atau buat itu, karena kita hari ini akan mempelajari instalasi dan konfigurasi DHCP Server, saya akan menjelaskan mengenai DHCP Server seperti apa itu DHCP Server? dan masih banyak lainnya, tentunya setelah itu kalian akan muncul pertanyaan seputar DHCP Server, oleh karena itu simak dengan baik semua tipsnya agar kalian bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat mengenai DHCP Server. 

  Dalam dunia teknologi jaringan, mengelola alamat IP untuk setiap perangkat yang terhubung bisa menjadi tugas yang sangat rumit dan memakan waktu. Bayangkan jika setiap perangkat di jaringan harus dikonfigurasi secara manual oleh administrator. 

  Di sinilah peran penting DHCP Server menjadi sangat relevan dan vital.

Apa itu DHCP?

  DHCP, singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, adalah protokol jaringan yang mengotomatiskan proses alokasi alamat IP dan informasi konfigurasi jaringan lainnya kepada perangkat yang terhubung ke jaringan. Dengan DHCP, perangkat seperti komputer, smartphone, printer, dan perangkat lainnya dapat secara otomatis mendapatkan alamat IP tanpa campur tangan manual.

Berikut topologi jaringan DHCP Server:



Fungsi Utama DHCP Server

  DHCP Server adalah server yang menjalankan protokol DHCP dan bertanggung jawab untuk mengelola dan mendistribusikan alamat IP serta informasi konfigurasi jaringan lainnya kepada perangkat klien. Fungsi utama DHCP Server meliputi:

  • Alokasi Alamat IP Dinamis: DHCP Server secara otomatis memberikan alamat IP yang unik kepada setiap perangkat yang terhubung ke jaringan. Ini menghilangkan kebutuhan untuk konfigurasi manual dan mengurangi risiko konflik alamat IP.
  • Manajemen Alamat IP: DHCP Server memantau dan mengelola penggunaan alamat IP dalam jaringan, memastikan bahwa setiap perangkat memiliki alamat yang valid dan menghindari duplikasi.
  • Distribusi Informasi Konfigurasi: Selain alamat IP, DHCP Server juga menyediakan informasi konfigurasi jaringan penting lainnya seperti subnet mask, gateway default, dan DNS server.

Kelebihan DHCP Server

1. Otomatisasi Pengelolaan:
   Alokasi alamat IP otomatis, mengurangi beban kerja manual dan risiko kesalahan.

2. Efisiensi dan Skalabilitas:
  Mudah menangani jaringan besar dengan banyak perangkat tanpa perlu konfigurasi ulang.

3. Pengurangan Kesalahan:
   Mengurangi risiko duplikasi dan konflik alamat IP dengan alokasi otomatis.

4. Dukungan Mobilitas:
   Memungkinkan perangkat berpindah jaringan tanpa konfigurasi ulang manual.

5. Pembaruan Konfigurasi Mudah:
 Perubahan informasi jaringan dapat didistribusikan ke semua perangkat dengan mudah.

Kekurangan DHCP Server

1. Ketergantungan pada Server:
   Kegagalan DHCP Server dapat mengganggu konektivitas perangkat di jaringan.

2. Keamanan:
   Rentan terhadap serangan seperti DHCP spoofing, memerlukan langkah-langkah keamanan tambahan.

3. Kontrol Terbatas:
   Kurang cocok untuk jaringan yang membutuhkan pengelolaan alamat IP yang sangat terkontrol.

4. Penggunaan Bandwidth:
   Proses alokasi alamat IP dapat menambah lalu lintas jaringan.

5. Konfigurasi dan Pemeliharaan:
   Pengaturan awal dan pemeliharaan DHCP Server memerlukan pengetahuan khusus dan upaya tambahan.

  Dengan memahami kelebihan dan kekurangan ini, administrator jaringan dapat lebih efektif dalam merencanakan dan mengelola jaringan yang andal dan aman.

Kesimpulan

  DHCP Server adalah komponen krusial dalam manajemen jaringan modern. Dengan kemampuannya untuk secara otomatis mengalokasikan alamat IP dan informasi konfigurasi jaringan, DHCP Server membantu menciptakan jaringan yang lebih efisien, fleksibel, dan mudah diatur. Baik dalam lingkungan rumah, kantor, atau pusat data, DHCP Server memastikan setiap perangkat dapat terhubung dengan lancar dan aman, mengurangi beban kerja administrator jaringan dan meningkatkan kinerja keseluruhan jaringan. Dengan memahami peran dan manfaat DHCP Server, kita dapat lebih menghargai teknologi yang bekerja di balik layar untuk menjaga konektivitas yang andal dan efisien dalam kehidupan sehari-hari kita.

  Setelah kalian mengetahui hal umum tentang DHCP Server, maka kita bisa lanjut langsung ke cara atau tips untuk instalisasi dan konfigurasi DHCP Server-Nya. 

Langkah-Langkah Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server:

  1. Pertama-tama, kalian harus sudah install sistem operasi Debian pada VirtualBox di Pc/Laptop kalian masing-masing. Jika belum kalian bisa langsung klik link berikut ini untuk membuka turtorial instalasi debiannya: Klik Disini

  2. Lalu untuk selanjutnya kalian buat ethernet baru, hal itu saya sarankan sekali untuk kalian yang sudah mencoba instalasi debian lebih dari 1 kali atau untuk kalian yang ingin membuat DHCP Server lebih dari 1, hal ini bisa bisa menurunkan presentase kegagalan kalian, ikuti cara dibawah ini:

   a. Kalian klik "File" yang terdapat pada pojok kiri atas laptop/pc kalian, lalu kalian pilih "tools", lalu kalian pilih " Network Manager"


   b. Selanjutnya kalian muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu kalian pilih ikon yang terdapat "+" atau yang terdapat tulisan "Create"


      c. Nanti setelah step diatas kalian lakukan akan muncul ethernet baru seperti dibawah ini. Setelah itu, mari kita lanjut lagi ke langkah untuk instalasi dan konfigurasi DHCP Server. 




  3. Selanjutnya kalian masuk ke ikon setting dengan cara klik ikon "Setting" berwarna kuning yang teletak pada mid/tengah atas layar laptop/pc kalian. 


  4. Setelah itu kalian pilih "Network" dan pada bagian "Attached to" kalian pilih yang "Host-only Adapter".

  5. Lalu lanjut pada " Name" yang terletak di bawahnya langkah diatas, pada bagian Name kalian pilih ethernet yang baru kalian buat di awal biasanya terdapat "#Angka" pada bagian akhirnya.

  6. Masih pada bagian "Network" kalian klik ikon segitiga yang terletak di samping "Advanced", lalu pada " Promiscuous Mode" kalian pilih yang "Allow All" dan kalian klik "OK"

 7. Jika sudah kalian langsung saja jalankan kembali Debian yang sudah diinstall dengan klik ikon hijau atau "Start/Show".

  8. Jika sudah muncul tampilan seperti dibawah ini, kalian saja ketikkan perintah "root" lalu Enter setelahnya masukkan "Password" dan Enter.
    
 9. Lalu ketikkan perintah "nano /etc/network/interfaces".

  10. Jika sudah muncul tampilan seperti dibawah, kalian setting IP kalian, jika belum tahu caranya kalian bisa langsung
Klik Disini untuk Instalasi & Setting IP Debian 10
Klik Disini untuk Instalasi & Setting IP Debian 12 
(cara setting IP terdapat pada blog terbawah dan perlu diketahui untuk cara setting IP pada semua debian caranya sama saja). 

  11. Setelah kalian melakukan langkah diatas, kalian ketikan perintah untuk restart yaitu "/etc/init.d/networking restart", jika setelah kalian enter muncul "OK" berarti restart kalian berhasil, jika gagal kembalilah ke halaman sebelumnya dan pastikan semua sudah diubah dengan benar.

  12. Selanjutnya kita akan memasukkan file Debian 10 DVD-2 iso-Nya dengan cara pada bagian kiri atas laptop klik "Devices" lalu klik "Optical Drives" dan kalian masukkan file Debian 10 DVD-2 iso kalian. 

  13. Jika sudah melakukan langkah diatas, selanjutnya ketikkan perintah "apt-cdrom add" lalu klik Enter. Perintah apt-cdrom add digunakan pada sistem operasi berbasis Debian (seperti Ubuntu) untuk menambahkan CD-ROM sebagai sumber perangkat lunak (repository) ke dalam sistem APT (Advanced Package Tool).

  14. Selanjutnya kita masukkan perintah "apt install isc-dhcp-server" lalu klik Enter, jika muncul pertanyaan "[Y/n]" kalian ketik saja "y" lalu Enter. Perintah apt install isc-dhcp-server digunakan untuk menginstal paket perangkat lunak ISC DHCP Server pada sistem berbasis Debian atau Ubuntu.

  15. Jika terdapat failed atau tulisan merah kalian jangan takut, itu bukan berarti perintah tadi gagal, kita lanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu ketikkan perintah "nano /etc/dhcp/dhcpd.conf" lalu Enter.

  16. Jika sudah muncul tampilan seperti dibawah ini, kalian scroll kebawah hingga seperti gambar dibawah ini. 

  17. Lalu hapus semua "#" yang terdapat pada tulisan didalam kotak kecali yang paling atas, kalian ubah IP yang terdapat pada tulisan:
Subnet: (3 baris awal IP kalian lalu 0) contoh: 211.20.24.0
Netmask: kalian bisa isi saja dengan 255.255.255.0
Untuk Option Domain kalian bisa lewati saja, 
Range: (pada IP pertama adalah awal IP) (IP kedua merupakan IP terakhir) bisa kalian sesuaikan, dimulai dari angka 1 dan diakhiri dengan angka broadcast dikurangi 1.
Option router: kalian isi dengan IP kalian sendiri atau IP yang awal tadi kalian setting, contoh: 211.20.24.10 karena diawal saya atur setting IP-Nya seperti itu. 
Option broadcast: (bisa dikatakan gerbang terkahir/IP terakhir). 

  Jika sudah kalian "CTRL+X" lalu "y" dan Enter.


 18. Selanjutnya masukan perintah "nano /etc/default/isc-dhcp-server" lalu Enter.

   19. Jika sudah muncul tampilan seperti dibawah ini, pada bagian "INTERFACEv4" ditengah-tengah tanda petik (") kalian masukkan "enp0s3", jika sudah "CTRL+X" lalu "y" dan Enter.

 20. Setelahnya, kalian ketikkan perintah "/etc/init.d/isc-dhcp-server restart" lalu Enter. Jika muncul "OK" maka restart telah berhasil.

  21. Jika sudah kalian ketikkan perintah "systemctl status isc-dhcp-server.service". Perintah ini memberikan informasi tentang apakah layanan sedang berjalan, berhenti, atau mengalami masalah, serta menampilkan log terbaru terkait layanan tersebut.

 22.  Selanjutnya kalian klik "windows" atau "Search" lalu cari "Control Panel" jika tampilan sudah seperti dibawah ini, kalian klik "Network and Internet".
  
 23. Lalu kalian klik " Network and Sharing Center ".

  24. Lalu pada bagian kiri kalian klik " Change adapter settings ".

  25. Selanjutnya klik kanan pada ethernet sesuai dengan "#angka" pada setting awal yang kalian masukkan, contoh: karena saya tadi memasukkan ethernet dengan akhiran "#2" maka saya klik kanan pada "Ethernet 2", lalu pilih " Properties".

  26. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, jika sudah muncul kalian klik 2 kali pada " Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) ".
  
  27. Selanjutnya pada tampilan seperti dibawah ini kalian ubah settingannya dengan memilih "Obtain an IP address automatically" dan "Obtain DNS server address automatically" atau singkatnya kalian "Pilih yang atas dua-duanya".

  28. Cara pertama untuk pengetesan apakah DHCP Servernya kalian bisa klik 2 kali pada Ethernet kalian, lalu pilih " Detail".
  
 29. Bisa dilihat pada IPv4 Adress akan muncul IP pengguna dan pada bagian IPv4 Default Gateway dan IPv4 DHCP Server akan muncul IP host atau IP kalian.

  30. Untuk pengetesan ke dua yaitu dengan masuk ke "Command Prompt" dan ketikkan perintah "ping 211.20.24.10", jika IP merespon maka DHCP Server kalian sudah berhasil dibuat. 


    Jika kedua pengetesan IP diatas bisa dilakukan maka DHCP Server telah berhasil kalian buat, baik itu saja tips Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server pada Debian 10.

 Semoga setelah kalian menyimak dan mempraktekannya kalian mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan jangan sampai lupa untuk membagikan ilmu yang kalian dapat ke orang lain juga.

 Sekian itu saja dari saya, semoga semua ilmu yang telah kita pelajari bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang-orang disekitar kita, jangan lupa untuk selalu berdoa dan ikhtiar.
Selamat mencoba dan Semoga Berhasill !!! 

   Apabila berkenan, Silahkan tinggalkan komentar mengenai blog kali ini, itu akan menjadi revisi untuk saya dalam membuat blog kedepannya. 

 Apabila pada blog ini terdapat kata atau penyampaian yang kurang jelas ataupun salah, saya selaku pemilik blog ini, meminta maaf sebesar-besar. 

Terimakasihh.... 
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Instalasi Debian 12 Di Virtualbox Dan Cara Untuk Setting IP Address-Nya

Cara Instalasi Debian 12 di Virtualbox